Jumat, 12 Februari 2010

PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN DAN BAHAN GALIAN INDUSTRI

Kasus Newmont pada dasarnya hanya puncak sebuah gunung es besar. Siti Maimunah dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) memastikan semua operasi pertambangan membawa akibat yang tidak kecil pada lingkungan. ”Pengerukan lahan saja sudah menimbulkan kerusakan. Penambangan juga industri yang rakus air. Belum lagi soal pembuangan limbah,” ujarnya pekan lalu.

Pada dasarnya ada tiga jenis limbah yang muncul akibat operasi pertambangan. Pertama, overburden atau tanah buangan hasil pengerukan. Kedua, tailing. Ini sering jadi masalah karena jumlahnya besar dan mencemari air. Dan ketiga, air asam tambang yang potensial terbentuk saat permukaan bumi dibuka sehingga unsur tanah tidak seimbang dengan udara.

”Kita hanya menyebut kerusakan lingkungan itu pada tempatan (lokasi penambangan). Padahal ini masalah dari hulu hingga ke hilir,” kata Siti.

Berikut beberapa kasus pertambangan emas yang sempat dicatat TEMPO.

Penambangan Liar
Selain pertambangan resmi, penambangan liar juga memberikan kontribusi bagi kerusakan lingkungan. Tersebar di beberapa wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, tapi luasnya tidak terdeteksi dengan baik.

PT Barisan Tropikal Mining
Klaim Jatam: Penambangan di Bukit Tembang, Desa Sukamenang, Kecamatan Muara Tiku, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, mengakibatkan kerusakan hutan. Setelah ditutup tahun 2001, banyak masyarakat sakit pernapasan, sakit perut, gatal-gatal, air sungai keruh, ikan susah didapat.

PT Indo Muro Kencana
Klaim Jatam: Penambangan emas di Barito Utara, Kalimantan Tengah, ini mengakibatkan pencemaran sungai dan kawasan pertambangan. Air Sungai Manghakui, yang melalui Desa Oreng Kecamatan Tanah Siang, yang semula jernih, jadi keruh. Ikan pun tidak bisa dikonsumsi.

PT Aneka Tambang
Klaim Jatam: Kerusakan lingkungan di lokasi penambangan emas di Gunung Pongkor, Jawa Barat. Konflik dengan penambang emas liar.
Jawaban Aneka Tambang: Lingkungan rusak akibat penambang liar.

PT Kelian Equatorial Mining
Klaim Jatam: Sungai Kelian, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, tercemar sianida (CN) dan merkuri (Hg) akibat penambangan emas dan perak PT Kelian Equatorial Mining (KEM).
Jawaban PT KEM: Pencemaran karena penambangan liar. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kal-Tim pernah melakukan pengujian dan hasilnya masih di bawah ambang batas kandungan logam berat dalam air. Lahan bekas tambang rencananya akan dijadikan hutan lindung.

PT Newmont Nusa Tenggara
Klaim Jatam: Pipa limbah tambang emas di Batu Hijau, Sumbawa, pernah bocor.
Jawaban Newmont: Kebocoran langsung diatasi. Yang keluar campuran bahan tidak beracun.

PT Newmont Minahasa Raya
Klaim Jatam: Newmont Minahasa Raya (NMR) membuang tak kurang dari 2.000 ton limbah ke Teluk Buyat, Sulawesi Utara, menggunakan pipa sepanjang 900 meter. Penelitian Walhi menunjukkan tiap tahun kadar merkuri di Teluk Buyat meningkat. Ratusan warga menderita berbagai penyakit kulit.
NMR: Tidak ada pencemaran. Tailing Newmont Minahasa yang dibuang ke perairan tidak hitam, tapi merah.

PT Freeport Indonesia
Klaim Jatam: Pengerukan tembaga dan emas meninggalkan lubang raksasa sedalam 700 meter. Danau Wanagon menjadi tumpukan batuan limbah (overburden) yang sangat asam dan beracun. Tiga sungai utama di Mimika—Sungai Aghawagon, Sungai Otomona, dan Sungai Ajkwa—jadi tempat pembuangan tailing.
Jawaban PT Freeport Indonesia: Tailing dan limbah sudah diolah. Reklamasi dan penghijauan sudah dilakukan. PT Freeport Indonesia juga yang pertama menggunakan sistem pengelolaan lingkungan berstandar ISO (Organisasi Standardisasi Internasional) 14001.

Sumber: data diolah dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan publikasi tiap perusahaan

Si Pembawa Maut

Antimon
Antimon (Sb) sudah dikenal sejak abad ke-17. Terdiri dari dua bentuk, metal padat berwarna perak dan serbuk halus berwarna abu-abu. Banyak digunakan dalam industri untuk menguatkan metal lainnya. Juga untuk baterai, peluru, dan pelapis kabel.

Arsenik
Arsenik (As) adalah logam toksik yang terdapat di alam, air, dan batu. Berwarna abu-abu, berbentuk kristal, dan rapuh. Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kematian dan penyakit lain. Susah dideteksi karena tidak berbau dan tidak terasa.

Merkuri
Merkuri (Hg) atau air raksa. Sudah digunakan sejak masa Mesir kuno 1.500 tahun sebelum Masehi. Keracunan merkuri mengakibatkan kerusakan permanen pada otak, sistem saraf, paru-paru, usus, ginjal, dan bahkan kematian.

Alternatif Pengolahan Limbah Logam Berat

Sistem pembuangan limbah padat (tailing) seperti dilakukan PT Newmont Minahasa Raya di Teluk Buyat berisiko tinggi. Maklumlah, teknologi pembuangan tailing yang disebut submarine tailing disposal (STD) ini menggunakan prinsip termoklin alias membuang limbah ke dasar laut.

Menurut Hazardous Substance Research Center di St. Louis, Amerika Serikat, ada dua teknologi alternatif untuk mengolah limbah padat berkandungan merkuri (Hg) dan arsenik (As), yaitu low temperature thermal desorption (LTTD), atau teknologi phytoremediation.

Low Temperature Thermal Desorption

Material diuraikan pada suhu rendah (< 300 derajat Celsius) dengan pemanasan tidak langsung serta kondisi tekanan udara lebih kecil dari 1 atmosfer. Material akan lebih mudah diuapkan daripada dalam kondisi tekanan tinggi. Dengan sistem ini, polutan merkuri dan arsen akan menguap (desorpsi), sedangkan limbah padat yang telah bersih dari polutan dapat dibuang ke tempat penampungan.
Keunggulan: Proses pengolahan cepat, investasi peralatan murah.
Kelemahan: Daerah buangan terbatas.

Phytoremediation

Menggunakan pohon, rumput, atau tanaman lain sebagai alat pengolah bahan pencemar. Limbah padat atau cair yang akan diolah ditanami tanaman tertentu yang menyerap, mengumpulkan, mendegradasi bahan-bahan pencemar dalam limbah.
Keunggulan: Mudah dan murah.
Kelemahan: Perlu waktu lama dan pupuk untuk menjaga kesuburan tanaman. Limbah di bawah tanah tak terjangkau. Tanaman kemungkinan beracun.( sumber : http://majalah.tempointeraktif.com)

KERUSAKAN AKIBAT PENAMBANGAN EMAS

Diposkan oleh Black Jack di 21:51 Label: ekonomi
Kasus Newmont pada dasarnya hanya puncak sebuah gunung es besar. Siti Maimunah dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) memastikan semua operasi pertambangan membawa akibat yang tidak kecil pada lingkungan. ”Pengerukan lahan saja sudah menimbulkan kerusakan. Penambangan juga industri yang rakus air. Belum lagi soal pembuangan limbah,” ujarnya pekan lalu.

Pada dasarnya ada tiga jenis limbah yang muncul akibat operasi pertambangan. Pertama, overburden atau tanah buangan hasil pengerukan. Kedua, tailing. Ini sering jadi masalah karena jumlahnya besar dan mencemari air. Dan ketiga, air asam tambang yang potensial terbentuk saat permukaan bumi dibuka sehingga unsur tanah tidak seimbang dengan udara.

”Kita hanya menyebut kerusakan lingkungan itu pada tempatan (lokasi penambangan). Padahal ini masalah dari hulu hingga ke hilir,” kata Siti.

Berikut beberapa kasus pertambangan emas yang sempat dicatat TEMPO.

Penambangan Liar
Selain pertambangan resmi, penambangan liar juga memberikan kontribusi bagi kerusakan lingkungan. Tersebar di beberapa wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, tapi luasnya tidak terdeteksi dengan baik.

PT Barisan Tropikal Mining
Klaim Jatam: Penambangan di Bukit Tembang, Desa Sukamenang, Kecamatan Muara Tiku, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, mengakibatkan kerusakan hutan. Setelah ditutup tahun 2001, banyak masyarakat sakit pernapasan, sakit perut, gatal-gatal, air sungai keruh, ikan susah didapat.

PT Indo Muro Kencana
Klaim Jatam: Penambangan emas di Barito Utara, Kalimantan Tengah, ini mengakibatkan pencemaran sungai dan kawasan pertambangan. Air Sungai Manghakui, yang melalui Desa Oreng Kecamatan Tanah Siang, yang semula jernih, jadi keruh. Ikan pun tidak bisa dikonsumsi.

PT Aneka Tambang
Klaim Jatam: Kerusakan lingkungan di lokasi penambangan emas di Gunung Pongkor, Jawa Barat. Konflik dengan penambang emas liar.
Jawaban Aneka Tambang: Lingkungan rusak akibat penambang liar.

PT Kelian Equatorial Mining
Klaim Jatam: Sungai Kelian, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, tercemar sianida (CN) dan merkuri (Hg) akibat penambangan emas dan perak PT Kelian Equatorial Mining (KEM).
Jawaban PT KEM: Pencemaran karena penambangan liar. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kal-Tim pernah melakukan pengujian dan hasilnya masih di bawah ambang batas kandungan logam berat dalam air. Lahan bekas tambang rencananya akan dijadikan hutan lindung.

PT Newmont Nusa Tenggara
Klaim Jatam: Pipa limbah tambang emas di Batu Hijau, Sumbawa, pernah bocor.
Jawaban Newmont: Kebocoran langsung diatasi. Yang keluar campuran bahan tidak beracun.

PT Newmont Minahasa Raya
Klaim Jatam: Newmont Minahasa Raya (NMR) membuang tak kurang dari 2.000 ton limbah ke Teluk Buyat, Sulawesi Utara, menggunakan pipa sepanjang 900 meter. Penelitian Walhi menunjukkan tiap tahun kadar merkuri di Teluk Buyat meningkat. Ratusan warga menderita berbagai penyakit kulit.
NMR: Tidak ada pencemaran. Tailing Newmont Minahasa yang dibuang ke perairan tidak hitam, tapi merah.

PT Freeport Indonesia
Klaim Jatam: Pengerukan tembaga dan emas meninggalkan lubang raksasa sedalam 700 meter. Danau Wanagon menjadi tumpukan batuan limbah (overburden) yang sangat asam dan beracun. Tiga sungai utama di Mimika—Sungai Aghawagon, Sungai Otomona, dan Sungai Ajkwa—jadi tempat pembuangan tailing.
Jawaban PT Freeport Indonesia: Tailing dan limbah sudah diolah. Reklamasi dan penghijauan sudah dilakukan. PT Freeport Indonesia juga yang pertama menggunakan sistem pengelolaan lingkungan berstandar ISO (Organisasi Standardisasi Internasional) 14001.

Sumber: data diolah dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan publikasi tiap perusahaan

Si Pembawa Maut

Antimon
Antimon (Sb) sudah dikenal sejak abad ke-17. Terdiri dari dua bentuk, metal padat berwarna perak dan serbuk halus berwarna abu-abu. Banyak digunakan dalam industri untuk menguatkan metal lainnya. Juga untuk baterai, peluru, dan pelapis kabel.

Arsenik
Arsenik (As) adalah logam toksik yang terdapat di alam, air, dan batu. Berwarna abu-abu, berbentuk kristal, dan rapuh. Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kematian dan penyakit lain. Susah dideteksi karena tidak berbau dan tidak terasa.

Merkuri
Merkuri (Hg) atau air raksa. Sudah digunakan sejak masa Mesir kuno 1.500 tahun sebelum Masehi. Keracunan merkuri mengakibatkan kerusakan permanen pada otak, sistem saraf, paru-paru, usus, ginjal, dan bahkan kematian.

Alternatif Pengolahan Limbah Logam Berat

Sistem pembuangan limbah padat (tailing) seperti dilakukan PT Newmont Minahasa Raya di Teluk Buyat berisiko tinggi. Maklumlah, teknologi pembuangan tailing yang disebut submarine tailing disposal (STD) ini menggunakan prinsip termoklin alias membuang limbah ke dasar laut.

Menurut Hazardous Substance Research Center di St. Louis, Amerika Serikat, ada dua teknologi alternatif untuk mengolah limbah padat berkandungan merkuri (Hg) dan arsenik (As), yaitu low temperature thermal desorption (LTTD), atau teknologi phytoremediation.

Low Temperature Thermal Desorption

Material diuraikan pada suhu rendah (< 300 derajat Celsius) dengan pemanasan tidak langsung serta kondisi tekanan udara lebih kecil dari 1 atmosfer. Material akan lebih mudah diuapkan daripada dalam kondisi tekanan tinggi. Dengan sistem ini, polutan merkuri dan arsen akan menguap (desorpsi), sedangkan limbah padat yang telah bersih dari polutan dapat dibuang ke tempat penampungan.
Keunggulan: Proses pengolahan cepat, investasi peralatan murah.
Kelemahan: Daerah buangan terbatas.

Phytoremediation

Menggunakan pohon, rumput, atau tanaman lain sebagai alat pengolah bahan pencemar. Limbah padat atau cair yang akan diolah ditanami tanaman tertentu yang menyerap, mengumpulkan, mendegradasi bahan-bahan pencemar dalam limbah.
Keunggulan: Mudah dan murah.
Kelemahan: Perlu waktu lama dan pupuk untuk menjaga kesuburan tanaman. Limbah di bawah tanah tak terjangkau. Tanaman kemungkinan beracun.( sumber : http://majalah.tempointeraktif.com)

Jumat, 05 Februari 2010

Orang Minang Zaman Sekarang & Orang Batak Zaman Sekarang

Berikut adalah kesaksian dari Uda Ir. Sukardiman mengenai orang Batak zaman sekarang dan orang Minang zaman sekarang. Tulisan ini disampaikan sebagai tanggapan atas tulisan saya di blog ini yang berjudul Orang Batak, Orang Minang, Orang Jawa. Pengakuan yang jujur dari orang Minang zaman sekarang

Tapi hari demi hari, saya makin simpati pada barisan Batak ini. Saya melihat kejayaan orang Minangkabau masa lalu pada kaum pemakan celeng ini. Cerita kesuksesan kaum minoritas Minangkabau di masa lalu, terulang pada kaum Batak.

Saya berharap ada kaum Batakkabau yang menerima saya menjadi bagiannya, dengan senang hati saya rubah suku Piliang ini menjadi marga Simatupang.

Si Batak, from Anjing to Kerbau

SEPERTI banyak orang Minang yang tumbuh dan besar di Bandung, saya naturally tidak punya kesan dan persepsi yang bagus tentang orang Batak. Batak adalah kafir pemakan anjing. Tentu juga makan babi, tidak beradat, maling, perampok, mabuk, dan ujung titit tidak dipotong, adalah hal-hal lainnya yang worth to mention.

Tentu berbeda sekali dengan orang Minangkabau yang islami, beradat dan santun, serta berbudaya.. Berbeda sekali dengan orang Minang yang katanya berpendidikan dan berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Orang Batak adalah kaum yang malang berbudaya rendah dan sayangnya juga mantiko, menyebalkan dan berpeluang besar jadi sampah masyarakat.

Mungkin tidak hanya saya, banyak Batak sendiri yang mencoba membangun jarak dengan kebatakan mereka. Lihatlah, betapa Mandailing, Angkola, dan juga sebagian Karo atau Dairi-Pakpak mencoba memutuskan asosiasi dengan kebatakan mereka. Bahkan, banyak yang terang-terangan di pantai timur menjelma menjadi Melayu.

Namun, belakangan, banyak hal-hal baru tentang orang Batak yang saya ketahui. Nggak semua batak jadi kernet bus, banyak yang jadi sopir juga, dan sekaligus pemiliknya. Banyak juga Batak yang motong ujung tititnya, nggak makan anjing, nggak makan celeng. Banyak batak yang rajin ke mesjid, bernama arab, dan berjilbab ria. Banyak Batak yang mentereng, wangi, mengkilat, dan gak berjigong. Banyak batak jadi camat, lurah, menteri, bupati, gubernur, rektor, dan pengusaha. Banyak Batak yang cantik jelita, tampan rupawan, ganteng rumanteng.

Di Bandung, saat nyasar sekolah di jurusan dan fakultas top di kampus yang katanya paling top se-Indonesia, saya baru menyadari betapa banyak Batak cerdas berseliweran. Kalau minang perantauan diexcluded, surely lebih banyak si Batak pintar di kampus ini daripada si minang. Batak-batak ini tak hanya senang bergitar, mereka juga pintar bernyanyi bersama dalam paduan suara harmonis. Dan saya nggak sempat lihat mereka makan anjing, malah pada rajin ke restoran padang.

Selain berambut hitam, berjakun, dan berpantat dua, banyak kenalan dekat Batak saya yang berhati lembut, santun, dan pemurah hati. Ingin rasanya saya menuliskan nama-nama teman lama Batak itu di sini.
The reality is… tertinggal beratus-ratus kilometer di belakang, Batak melaju kencang, dan dengan mantap menyalip Minang yang senang berlenggak-lenggok seperti banci dengan pantun-pantun dan ayat-ayat al quran berhahasa arab kuno itu.

Di Jakarta, Batak menyelip di antar ratusan pedagang Minang, dan menggeser pelan-pelan, bahkan mendominasi di beberapa titik. Lebih banyak pengusaha baru sukses Batak daripada Minang. Lebih banyak insinyur berkualitas Batak daripada Minang. Lebih banyak eksekutif baru batak daripada minang. Jangan ditanya pengacara, hakim dan jaksa Lebih banyak Batak jadi politikus dan birokrat daripada Minang. O iya, ada Hatta, Sjahrir, Agus Salim, dll…iya, di abad lalu…

Penulis dan sastrawan? Chairil Anwar, Sutan Takdir Alisjahbana, Idris, Adinegoro, etc? Masih untung masih ada Pak Habe dan Pak Edizal. Dan yang jelas semakin banyak perempuan cantik lebih tergila-gila pada Batak sukses, regardless ujung titit mereka dipotong atau tidak, daripada Padang bau rendang.

Ada beberapa nama Minang yang mencoba terseok-seok menyaingi Batak, tapi mereka lebih Minang perantauan yang tidak terikat pada nilai-nilai primitif Minang. Yang tersisa? Yang tersisa bagi orang Minang adalah keirian, setidaknya bagi Minang seperti saya. Tidak gampang mengubah perspective yang sudah built-in tentang kaum inferior bernama Batak, pemakan anjing, titit berujung, perampok, pemabok, dan yes kafir…Yang ada adalah keirian. Ini sangat berat bagi orang Minang, menghadapi kenyataan menyakitkan ini.

Tapi hari demi hari, saya makin simpati pada barisan Batak ini. Saya melihat kejayaan orang Minangkabau masa lalu pada kaum pemakan celeng ini. Cerita kesuksesan kaum minoritas Minangkabau di masa lalu, terulang pada kaum Batak.

Menolak adat dan kebiasaan yang tidak sesuai jaman dan tidak produktif; belajar dan mengadopsi peradaban, kebudayaan, dan pengetahuan baru dari Eropa atau Timur Tengah; kritis, berani berbicara dan bertindak; membuka mata, telinga, dan hati lebar-lebar… semuanya adalah pondasi kesuksesan orang Minangkabau di masa lalu.

Hal yang dilupakan telak-telak oleh orang Minangkabau sekarang, diambil alih dengan mantap oleh orang Batak. Orang Minang senang meringkuk dalam tempurung adat bersyandi syarak, dan syarak bersandi kitabullah itu. Rajin menghapal pantun-pantun dan ayat alquran berbahasa arab, dan berpegang padanya erat-erat, very tightly.Tidak punya nyali dan titit untuk melangkah keluar dari tempurung kecil berselimut sabut kelapa jamuran itu.

Setiap kali saya membaca koran, majalah, internet, dan menonton tivi..saya seperti melihat Muhammad Hatta dengan marga Situmorang sedang berbicara atau dibicarakan, saya seperti melihat Sutan Sjahrir dengan marga Panggabean; M Natsir Simbolon, M Yamin Pangaribuan, Agus Salim Butar-Butar, Adinegoro Hutabarat, Chairil Anwar Harahap, Sutan Takdir Alisjahbana Simanjuntak, Marah Rusli Siagian, Rohana Kudus Napitupulu, Rasuna Said Siregar, Abdul Muis Tobing, Tan Malaka Marpaung, Buya Hamka Pardede….

Menurut majalah Tempo, 6 dari 10 tokoh Indonesia paling berpengaruh di abad 20 adalah kaum minoritas Minangkabau. Quite possibly, untuk abad 21, enam dari sepuluh tokoh itu adalah dari kaum minoritas Batak.
Nampaknya, mimpi saya untuk melihat orang Minangkabau membangkit batang terendam, mengulangi kejayaan masa lalu tercapai sudah, melalui kaum Batak kafir pemakan anjing ini.

Tapi, sebaiknya saya berhenti mengasosikan Batak dengan anjing, baiknya lah dengan kabau alias kebo. Kerbau adalah simbol kemenangan orang Minang di masa lalu = ‘Minangkabau’. Namun, kini orang Batak jelas lebih berhak memanggulnya…Batakkabau!

Saya berharap ada kaum Batakkabau yang menerima saya menjadi bagiannya, dengan senang hati saya rubah suku Piliang ini menjadi marga Simatupang.

Kamis, 04 Februari 2010

Awal 2010, Ibu Kota Tapsel Pindah ke Sipirok

10:49 | Thursday, 31 December 2009 (sumut pos)

MEDAN-Penentuan ibu kota Kabupaten Tapanuli Selatan menemui titik terang. Rencananya, awal 2010 Sipirok dijadikan sebagai ibu kota Tapsel yang sebelumnya berada di Padang Sidimpuan.

Menurut Anggota DPD RI, Rahmat Shah yang sengaja berkunjung ke Tapsel mengatakan, terjadinya perbedaan harapan masyarakat yang didasari UU No 37 dan 38 Tahun 2007 dengan keinginan kepala daerah, dapat menghambat proses pembangunan serta memicu ketidakkondusifan. “Hal ini berdasarkan surat yang disampaikan elemen masyarakat kepada DPD RI,” ujar Rahmat.

Dikatakan dia, hasil pertemuan dengan pihak pemerintah kabupaten yang diwakili sekretaris daerah serta kunjungan langsung dan tatap muka dengan elemen masyarakat setempat yang dilaksanakan di Hotel Nantama, Padangsidempuan, bahwa Bupati Tapsel akan merealisasikan pemindahan ibu kota Kabupaten Tapanuli Selatan ke Sipirok secara bertahap mulai awal tahun 2010. Hal ini juga sejalan dengan amanah UU.
Selain itu, dalam rangka pemilihan kepala daerah yang akan berlangsung tahun 2010 di Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal, menurut Rahmat, DPD RI menekankan perlunya dibuat dan ditandatangani fakta integritas oleh masing-masing calon kepala daerah yang juga disaksikan berbagai elemen masyarakat setempat, yang apabila terpilih kepala daerah tersebut wajib melaksanakan butir-butir prioritas pembangunan yang tercantum dalam pakta integritas.

“Sehingga dengan demikian, apabila setelah terpilih kepala daerah tidak melaksanakannya akan mendapatkan sanksi yang tegas dari masyarakat setempat,” pungkasnya

horass majuajua...!!!

ijinkanlah aku bergabung disini....!!!!

horass majuajua...!!!

ijinkanlah aku bergabung disini....!!!!